Sabtu, 07 September 2013

Symphoni Sahabat

Iya,  Kalianlah kelas C yang bisa
melukis senyum terbaik dilangit makassar
beberapa kali ada awan memayungi pandanganku, menghalangi mataku
beberapa kali pula kuundang angin menyapu serupa butiran debu
hanya agar aku puas menatap senyum polos kalian 
tolong,,,,,,,,,,,, jangan melangkah terlalu jauh sebab aku terlalu lelah untuk mengejar jejak kalian
sebab bisa saja hujan mengikis kenangan yang telah kita ukir di langit makassar
dan aku takut kalian akan meninggalkan ku terlalu jauh tanpa sympony ,tanpa lagu,tanpa nada sebab itu akan membuatku semakin sepi dan terasing,,,
dan menunggu bisa saja membunuhku

kalian kelas C yang bisa menafasi setiap udara yang kuhirup
kalian pulalah yang mampu melepaskan nadi-nadi yang terpasang renggang diantara jemariku
maka biarlah aku hidup dan tinggal di jiwa dan nafas kalian
sebab bukan saja hari ini,,esok,, tapi selamanya aku ingin kalian mengingatku
bukankah
kalian telah melihat betapa puasnya aku tersenyum menatap keceriaan dan kebersamaan diantara kerasnya hidup?
ketahuilah,aku menatap jauh ke dalamnya, disana ada hati yang meneduhkan dan menenangkan
sekali lagi,,,,,,,,,,,,,,
hanya kalianlah kelas C yang bisa menenun tali harap yang hampir terputus
menyambung rajutan angan yang sempat tertinggal
semoga ada cinta yang memanggil jiwaku dan jiwa kalian kembali kelangit makassar
agar sepenggal kisah dilangit makassar tidak berakhir tanpa akhir
sebab aku masih ingin membuat kisah indah seratus tahun lagi bersama kalian


SANG PROKLAMATOR


Iya,,,kaulah bunga indah yang jarang disebut itu
Bunga yang menjadi yatim sebelum tumbuh dan mekar
Kau pulalah bunga semerbak dari bukit tinggi, tanah sumatera
Iya,,,itulah kau,,!!!! Putera Kebanggaan Bangsa
Moehammad hatta, Bapak Proklamator kami
 iya,,,kau jugalah pejuang kemerdekaan tampa keris seperti bonjol
Pejuang yang dengan lantang teriakkan kemerdekaan di lapangan ikada itu
Ya,,,itu kau,,!!!,masih terlalu jelas dilembar sejarah kemerdekaan ini
Wahai,,,pejuang kemerdekaan yang menggenggam pena!!
Ya,,,itu kau!!!!Si kutu buku yang membawa 15 peti buku dalam tahanan!
Ya,,,itu  kau,,sang penepati janji
Seratus sepuluh tahun sudah
Kau mungkin tidak hanya menjadi tulang disana,,tapi kau juga telah menjadi debu
Tapi asal kau tahu,,,wahai pejuang yang menggenggam pena
Kami disini,,!Ingin sekali melihatmu bangkit dan mendengarmu meneriakkan kemerdekaan sekali lagi
Sebab kami ingin bebas dari mereka-mereka yang tidak pernah tahu artiKEMERDEKAAN sesungguhnya
Sebab kami ingin bebas dari mereka-mereka yang tidak pernah tahu arti INDONESIA itu
Ya,,kami butuh,,setidaknya  setengah dari dirimu
Wahai pejuang yang menggenggam pena
Agar 65 tahun yang lalu tidak hanya menjadi cerita heroik tampa makna

PAHIT “KOPI MANIS”


Jam, hari, tanggal, dan bulan berapa aku tak tahu, yg jelasnya itu tahun 2008, satu2nya ingatan saat itu yang masih tersimpan adalah bahwa kau begitu sangat manis dan anggun dengan kemeja kaos abu- abu berkerah, dipadu dengan ikat rambut berwarna pink, wangi aroma rambutmu sangat jelas menusuk rongga hidungku, sepertinya pagi waktu itu, kau telah keramas, memaki shampo "pantene", siapa yang tahu lewat telpon isengku dan pertanyaan konyol ku tentang "halo...ini dengan siapa ya?" spontan kau kaget dengan refleks khas " eh, kita siapa? soalnya kita yang nelpon! kok bertanya siapa ka?"
Setelah kejadian itu, akhirnya kita menjadi menjadi teman (cara perkenalan yang tak biasa) pernah suatu ketika, entahlah, aku lupa harinya, tapi yang jelas saat itu aku duduk di teras rumah bapak kosmu yag galak kata teman kamarmu, lalu secangkir kopi manis buatan tanganmu benar- benar telah mencairkan suasana hatiku yang masih dingin, maklum aku sedang "GALAU". setelah kejadian kopi manis buatan tanganmu itu, aku jadi sering pergi ke kosmu, selain karena ingin kopi manis buatanmu lagi, aku juga mengunjungi temanku yg bertepatan satu kosan denganmu (MODUS), apapun itu, sepertinya aku telah menyediakan waktu 3x seminggu untukmu,(Cieeee gombal)

Lalu malam itu datang, malam yang benar- benar menambah daftar hitam kisah cintaku, lewat pesan singkat SMS, ku panggil kau keluar kamar mu sebab ada hal penting yang ingin kubicarakan denganmu, tak kusangka kau merespon pesan singkatku secara "KILAT" kau keluar tapi tidak dengan senyum seperti 
biasanya, Tuhan jangan- jangan dia telah mengerti maksud pesan singkatku, benar saja" tiba- tiba, to the point meki kenapa? mati aku, kata pembuka yang begitu susah payah ku konsep tiba- tiba hilang, aku jadi bingung mau mulai dari mana, lalu spontan saja kukatakan maaf karna telah jatuh cinta padamu, anehnya,kau diam saja lalu, perlahan aku melihat ada sungai kecil di matamu,(maklum saat itu kau duduk disampingku), hey,, kopi manis beginikah caramu menjawab perasaanku? (dalam hati), lalu, sebenarnya belum bisa ka terima orang lain karena sampai hari ini masih ka menunggu seseorang, pernyataanmu singkat dan sederhana namun menyakitkan, (kenapa sih kau begitu bodoh menunggu nya, kenapa tidak kau terima saja aku) aku terdiam tak tahu harus berbuat apa, kita membeku lagi kopi manis, sungguh 5 menit yang sulit, sebab aku tidak juga menemukan kata yang cocok untuk lanjutkan percakapan kita malam itu, yes! kuingat ada coklat "choki-choki" dikantong celanaku, sepertinya aku punya ide" mau coklat,? benar saja, "b,,b,boleh" meski sungai kecil dimatamu itu belum surut, tapi sudahlah, aku tak ingin memahami lebih jauh lagi. (setelah sebatang coklat choki-choki itu), percakapan kita tentang perasaan dan masa lalu dimulai, aku mulai bercerita tentang mereka yang pernah bersamaku, tentang pacar pertamaku, kampong halamanku, kecuali tentang perasaanku yang terluka malam itu. lalu kau "mendengar cerita ta sepertinya banyak wanita yang suka ki" (hehehe tawaku saat itu, kau tahu kopi manis, itu tawa luka). Sekarang giliranmu bercerita kau kemudian memulainya ( menarik nafas dalam- dalam) ”aku #*#*#*#*#*#*#*#*#*#*#*#*#*#*#*#*#*#*#*#*#*#*#*#*#*#*#* & #*#*#*#*#*#*#*#* ##*#*# & #*#*#*#*#*#*# #*#*#*& #*#*#*#*#*#*#*#*#*#* *#*#*#....................................! itu jie ceritaku” (masih dengan sungai kecil yang mengalir di sudut matamu). Kau tahu kopi manis? dari semua ceritamu tadi satu- satunya yang ku pahami tentang kau saat itu adalah bahwa kau sebenarnya telah memilih menjadi ombak di tengah samudera meski punya irama dan ritme yang panjang tetap saja kau tak berujung, dan sebenarnya kau sangat kesepian. Aduh, kopi manis! ingin sekali aku jadikan diriku pulau ditengah samuderamu agar kau tetap bebas hempaskan irama dan ritme kesepianmu di pantaiku.
(Kring,,, kring,, kring alarm hpku berbunyi, aduh ini sudah jam 24.00, sepertinya percakapan kita sampai disini dulu (nanti bapak kosmu marah- marah). Lalu, ucapan terima kasihmu padaku menutup percakapan duka kita malam itu “ terimakasih banyak ka karena sudah mi kita sayang ka”.
Lorong kosan mu yang pendek mengantarkan aku dan kau “kopi manis” pada perpisahan yang panjang, sepertinya esok pagi adalah terakhir kalinya ku nikmati hangatnya secangkir kopi manis buatan tanganmu (entahlah.......moga saja)!.